Dari dulu, wanita selalu dilanda tekanan dan ekspektasi sosial yang berlebihan. Mulai dari cara berpakaian, cara berbicara, usia menikah dan lain lain. Di tahun 2021 sekarang, bagaimana kalian membandingkan ekspektasi wanita dulu dan sekarang, apakah sudah berubah?

Sayaa memiliki planning dan cita cita untuk membuat aplikasi dan program sosialisasi khusus kaum perempuan. 

Sama halnya seperti gerakan feminisme. Buat saya perjuangan untuk kesetaraan gender adalah mutlak. Namun harus dilakukan dengan cara-cara yang santun dan tidak malah merendahkan harga diri dan identitas perempuan Indonesia.

Nah melalui aplikasi dan rencana program sosialisasi ini saya ingin para perempuan indonesia bisa menyuarakan hak dan keinginannya tanpa takut dan ragu.

1. Didalam aplikasi tersebut hanya dapat digunakan oleh kaum perempuan dengan menyertakan KTP dan menggunaka sidik jari, jadi terlihat jelas identitas para pengguna. 

2. Isi dalam aplikasi tersebut memuat chat room yang membahas banyak permasalahan wanita kebanyakan dan mencari solusi dr masalah yang ada.

3. Tersedia fitur filter² cantik yang ada didalam aplikasi tersebut. Tinggal download saja filternya, lalu secara otomatis akan bisa digunakan dismartphone masing² 

4. Tersedia banyak artikel tips kecantikan dan kesehatan untuk kaum wanita

5. Yang paling menariknya adalah, saya mempunyai ide untuk membuat acara give away make up, alat kecantikan, alat ibu menyusui, dll yang berhubungan dengan wanita secara gratis 

Soo, semoga niat awal baik saya ini bisa terealisasikan dengan baik

Jaman sekarang hampir semua orang mengaku hobinya traveling. Sayangnya mereka yang ngaku-ngaku hobi jalan ini hanya sekedar jalan dan unggah foto di sosial media tanpa bisa mengambil hikmah dari perjalanan yang dilakukannya. Padahal kalau kita mau meresapi banyaaak banget hal positif yang bisa kita ambil dari setiap perjalanan yang kita lakukan. Selain menyenangkan dan bisa upload foto di sosial media, hobi yang menyenangkan ini juga ternyata banyak manfaatnya lho guys.

Buatku sendiri, sebenarnya travelling adalah hobi utamaku yaitu untuk Stress Release. Sehari -harinya hidup kita disibukkan oleh pekerjaan kantor dan kuliah. Manusiawi banget lah kalau kadang kita merasa jenuh dan stres. Penat duduk di depan laptop seharian jadi pengen melihat dunia yang penuh warna. Kalau udah stres gini maka cuma ada satu obat mujarab buatku, traveling. Nggak peduli deh kemana tujuannya, bahkan yang dekat sekalipun. Selama bisa melihat bumi Allah yang indah, hati ini pun otomatis jadi lebih ringan dan bahagia. Next time kalian kalo merasakan jenuh dan stres coba piknik deh. Dijamin stres terhempas dengan sukses. Hahahhaa

Lain hal aku memiliki hobiii berdebat dengan orang lain termasuk pasanganku sendiri. Kadang berdebat bukanlah slalu hal yang negatif, namun dengan berdebat menambah tingkat keintiman antar pasangan dan orang lain. Kita bisa keluar dari suatu masalah dan segera mencari solusi. Namun saya terlalu berlebihan ketika berdebat dengan pasangan, dan tanpa sengaja slalu melukai perasaan hatinya.

Jadi ingat ya sobat, harus sesuai porsi dan gaperlu berlebihan ❤️

Isu patriaki dan feminisme telah lama diperbincangkan dengan pemikiran individu yang mengatakan, hal tersebut menentang agama. Bahkan, beberapa orang menganggap Islam merupakan agama yang tidak simpatik dengan perempuan. Lantas, bagaimana Islam memandang isu soal patriarki dan feminisme?

Alumni Fakutas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIKOM), jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) 2016, Melqy Mochamad Marhaen menjelaskan, patriarki selalu berkaitan dengan gender karena memilki sifat sosial yang dikungkung oleh maskulinitas laki-laki.

“Dalam Islam, hak yang diberikan tuhan kepada manusia, siapapun tidak boleh mengaturnya, yaitu hak hidup, berkembang biak, serta mendapatkan kedamaian dan berhak memilih tujuan hidup. Bahkan, negara tidak boleh ikut campur terhadap hak yang telah diberikan tuhan kepada manusia,” jelasnya.

Dirinya menambahkan, hak yang direnggut dalam budaya patriaki terhadap feminisme adalah hak-hak dasar yang ada pada wanita. Salah satu survei membuktikan, orang-orang yang banyak berpendidikan di Amerika merupakan perempuan, akan tetapi yang paling rendah jaminan sosial dan pendapatannya juga perempuan, sehingga masalah kesetaraan gender belum usai.

Anggota Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS), Departemen Penelitian dan Pengembangan (Litbang), Syifa Rahma Kurnia mengatakan, feminisme merupakan perjuangan yang baik, akan tetapi banyak yang menyalahgunakannya agar perempuan lebih bebas secara tidak teratur, serta menyerang ajaran Islam.

“Gerakan feminisme yang menyalahkan Islam akan ajaran yang memberatkan perempuan, merupakan paradigma barat yang perlu dikritik. Karena sebenarnya dalam agama, hal tersebut merupakan ajaran Islam tanpa memberatkan perempuan, dan merupakan bagian syariah agama,” ujarnya.

(Juva Salma Chotika)

Although still often regarded and treated as the second gender, women in Indonesia are doing their best to break the ceiling and make a change. From politicians to fashion designers, discover the most inspiring women to know in Indonesia.

Susi Pudjiastuti

This inspiring lady came into the spotlight after her appointment as the Minister of Maritime Affairs and Fisheries in 2014. Before assuming office, she was already quite an accomplished entrepreneur, distributing and exporting seafood products to Asia and America as well as operating a charter airline called Susi Air. As a minister, the heroine came up as a unique figure that often does eccentric, anti-elite things such as patrolling in a pickup truck or appearing in casual attire with a cigarette in her hand. Some people seem to be fixated on the fact that Mrs. Susi never finished high school. Nevertheless, her achievements on boosting the fishery industry and enforcing laws on Indonesia’s water have proven her capabilities. The minister’s down-to-earth personality has also led her to be cherished as Indonesia’s favorite politician on social media.

Sri Mulyani Indrawati

Sri Mulyani Indrawati is a leading economist from Indonesia. She was the country’s Minister of Finance twice, appointed in 2005 and 2016. However, her most impressive achievement lies in between the two periods, when she became the managing director of the World Bank. That makes Mrs. Sri Mulyani the bank’s most senior woman ever. Her attempts in improving Indonesia’s economic strength bore impressive results; during her care, the country hit its highest record of economic growth since the 1997 Asian financial crisis. In 2008, the economist was ranked the 23rd most powerful in the world by Forbes, as well as the most powerful woman in Indonesia.

Susi Susanti

A legendary badminton athlete, Susi Susanti has become the epitome of a good badminton player in Indonesians’ daily discourse. Not just in her home country, the now retired athlete is also one of the most accomplished players in the history of the women’s game. Susi Susanti is the only female player to ever hold the Olympic, World Championship, and All-England singles titles at the same time. She also presented Indonesia its first gold in the Olympics in 1992. After retiring due to her pregnancy, the woman who also married badminton player Alan Budikusuma now manages a sports equipment corporation and sport physiotherapy centers.